Thursday, December 29, 2011

Kosong

Pikiranku tertuju pada kenangan-kenangan manis tentang dirimu setahun lalu.
Begitu manis. Begitu indah.
Bahkan kepahitanpun sepertinya enggan menghampiri dan mengganggu.
Namun itu dulu, jauh sebelum kita berpisah oleh jarak dan waktu.

Kini aku berada di dalam titik kelemahanku.
Aku ingin berhenti peduli, mematikan semua emosi dan rasa dihati
hanya karena aku harus melindungi diri dari luka yang terus dia beri.
Namun semakin aku beringin, semakin besar aku tetap peduli.
Bagaimana ini?
Disini, dihatiku yang membiru ini, begitu banyak goresan terasa perih karenanya.
Sementara dia entah bagaimana bisa tidak memperdulikan setiap goresan yang dia ukir sendiri?
Bagaimana ini?
Tolong ajari aku sedikit saja sikap ketidakperdulianmu.

Aku terluka. Remuk.
Aku berkaca pada cermin, bersenandung pada diri sendiri.
Menyalahkan diri ini yang bodoh atau entah apa namanya.

"Sekarang aku tersadar cinta yang ku tunggu tak kunjung datang.
Apalah arti aku menunggu bila kamu tak cinta lagi~"

Semua telah berbeda. Aku terdiam. Terpaku.
Meratapi nasib diri yang masih menunggu.

No comments:

Post a Comment