Friday, November 30, 2012

The Last November

Teruntuk kamu; lelaki yang telah bersama ku selama 2 tahun ini.

Entah sudah berapa banyak tulisan yang ku tulis tentangmu, kisah bahagia hingga kisah yang membuatku menangis karenamu.
Namun kali ini adalah tulisan terakhirku ttg kamu.

Kamu adalah satu-satunya lelaki yang berhasil mengubahku, sifat burukku menjadi lebih baik. Kamu memang berhak berbangga diri, karena mungkin kamu akan mendapatkan pahala dariku; dari setiap sentuhan lembutmu di rambutku, dari setiap ketulusan kasih sayangmu yang dulu pernah kau berikan untukku.

Tepat 2 tahun sudah kita bersama dan tepat saat 2 tahun pula kamu memutuskan untuk mengakhirinya.
Aku mengerti karena aku hanya membawa sikap buruk untukmu, masa laluku yang selalu menjadi bayang-bayangmu kemudian kebaikanku yang tak pernah kau rasa cukup pantas untuk menggantikannya.

Jika memang aku lah orang yang membawa keburukan bagi sikapmu, maka kamu memang pantas memanfaatkan kebaikanku selama ini.
Namun ketahuilah bahwa aku telah berjuang dengan segenap rasa untuk mempertahankan kamu disisiku, bertahan meski tiap kali aku selalu dijadikan si pembuat onar olehmu. Aku belajar untuk berubah, namun kamu menjadi si pembuat masalah. Aku belajar untuk membuka pikiran, namun kamu menjadi tidak terkendali.

1 tahun lebih aku terpenjara olehmu, setiap bulan selalu saja ada masalah dari sifat yang kamu sebut 'kerisihan' mu.
Kini tidak ada kata penyambung antara aku kamu, aku kamu bukan lagi kita tepat di 30 November ini.
Kenapa aku harus menyukaimu pada saat itu? Kenapa aku begitu disilaukan oleh rupawanmu ketika itu? 1 tahun lebih sudah aku menderita karenamu, karena sikapmu yg selalu mengacuhkanku. Aku menyesal kenapa aku menerima cintamu dulu, aku menyesal pernah bertekad menjadi baik untukmu. Kalau aku tau pada akhirnya kamu akan terus menerus menyakitiku, memperbudak perasaanku, memanfaatkan kebaikanku.

Kini semua perasaan sayangku kepadamu hanyalah sia-sia. Sungguh aku ingin mengikhlaskan semuanya, aku pasrah aku sudah tidak punya kekuatan lagi untuk bertahan berada dikehidupanmu bila kamu hanya bisa membuatku selalu menangis, yg selalu mencari2 kesalahanku dimasa lalu, yg tidak bisa menerimaku sebagaimananya aku.

Aku memang memintamu untuk pergi, tapi aku tak menyangka bahwa kamu begitu mudahnya berlalu. Bahkan aku tak lagi melihat air mata perpisahan darimu.
Entah siapa yg akan menjadi wanitamu kelak, semoga dia memiliki hati yang sungguh mulia untuk selalu bersabar menghadapi sikapmu. Entah siapa yg akan menjadi wanitamu kelak, semoga dia bukan wanita yg dikirim Allah untuk kamu merasakan bagaimana sakitnya aku diperlakukan buruk olehmu.

Terima kasih kamu selalu mengajariku kebaikan, terimakasih kamu telah membuka pikiranku, terimakasih kamu pernah setia padaku, terimakasih kamu pernah tulus padaku.
Terima kasih untuk 30 November tahun ini.

Tuesday, November 6, 2012

Danur dan Maddah

Entah kenapa sudah 3 minggu belakangan ini aku jadi tertarik membaca buku ( lagi ) sejak vakum dari dunia menulis dan membaca karena sibuk bekerja. Dan pilihanku jatuh kepada buku DANUR karangan Risa Saraswati.
 

Buku ini bukan buku misteri meskipun saat membacanya membuat bulu kudukku berdiri. Ada pesan terselubung disetiap cerita yang disampaikan buku ini; cerita ttg persahabatan, suka cita, derita dan perjalanan hidup. Yah meskipun sumber cerita didapatkan dari dunia berbeda.

Kurang dari seminggu, buku Danur sudah selesai kubaca. Selang beberapa hari kemudian si pengarang buku tersebut akan meluncurkan album kedua dan buku keduanya dalam konser Nishkala Sarasvati. Entah kenapa aku begitu antusias untuk menyambut momen itu. Bukan karena aku menjadi suka dengan hal-hal yg berbau mistis, tapi karena penasaran dengan buku keduanya yg berjudul Maddah.
 

Namun sangat disayangkan, aku tidak bisa menonton konser Nishkala Sarasvati kemarin dikarenakan kehabisan tiket :D ( maklum sibuk kerja jadi tidak sempat membeli tiket pre-sale )

Akhirnya Minggu siang kemarin, aku memutuskan untuk membeli buku Maddah di Omuniuum Store ditemani dengan lelaki yang sudah bersamaku hampir 2 tahun ini. Berharap isi cerita dari buku Maddah ini lebih bagus dan lebih bikin bulu kuduk berdiri.

Benar saja, pada halaman pertama buku Maddah sudah berbau horror. Mencekam pada setiap kalimatnya. Meski hanya sekedar kalimat pembuka.
 

Dan sejak pada saat itu aku mulai menyukai semua tulisan Risa Sarawati; bukunya dan blognya. Terkecuali lagunya, karena begitu 'aneh' terdengar ditelingaku.

"Halo mba Risa, ini aku penyuka tulisanmu"